The Founding Father, Penemu,Penegak,Pelopor kemerdekaan sekaligus president pertama indonesia
selalu menarik untuk diperbincangkan. Beliau adalah Kusno atau Soekarno yang menghabiskan masa kecilnya dengan berburu capung,
menangkap belalang, mandi di sungai, menunggang kerbau atau memanjat pohon. Dari cucu Raden Hardjodikromo inilah kita banyak
sekali belajar, merenung dan membandingkan kehidupan kita sekarang. Beliau bukan saja pahlawan namun lebih dari itu beliau
juga seorang guru bangsa. Yah benar guru bangsa, rakyat banyak belajar dari ajarannya, pidatonya juga periakunya yang
sederhana namun penuh dengan wibawa.
Sejak kecil, Soekarno yang matanya mirip mata kucing candramawa menurut mbahnya ini sudah menjadi anak yang berani. Ia dikenal teman-temannya
sebagai pemanjat pohon yang ulung. Diantara teman-temannya, ia adalah yang paling berani memanjat pohon tinggi sekalipun. Jika anda memperhatikan sekelompok anak-anak
yang sedang bermain, maka anda akan temukan satu anak yang bisa menguasai atau memimpin jalannya permainan anak-anak tersebut.
Begitu juga dengan Soekarno, semua tahu jika ia bermain maka ia sudah dapat memimpin, memerintah dan mengepalai teman sebanyanya.
Bukan karena Soekarno ditakuti tetapi memang ia sudah dicintai dan dihormati oleh teman-temannya. Tampaklah bahwa Tuhan telah
memberikan satu mukjizat berupa kewibawaan Soekarno sedari kecil.
Sosok Bima dan Wekudara turut andil membentuk kepribadian Soekarno. Soekarno yang sangat menggilai dunia pewayangan ini mengidolakan Bima
dan Wekudara . Sosok yang dianggap sebagai tonggak pembela keadilan dan kebenaran. Dua tokoh pemberani yang jika benar tidak pernah takut
walau berhadapan dengan dewa. Telah terbukti bukan ? Bahwa semasa dewasa dan memimpin negeri ini beliau tidak punya rasa takut sedikitpun terhadap
bangsa-bangsa lain bahkan terhadap negara sekaliber Amerika Serikat. Yang menjadi perhatian saya, jika Soekarno kecil mengidolakan Bima,
sosok pembela kebenaran dan keadilan lalu siapakah tokoh idola anak-anak dan adik-adik
kita sekarang ? Justin Biber ? Boyband atau Girlband ?
Dalam buku karangan Peter Burwasy saya ingat betul bahwa salah satu sifat pemimpin besar adalah " Visionaris ". Sikap tersebut telah nampak
pada diri Soekarno kecil ketika ia punya seorang teman yang usianya jauh lebih tua dari dirinya, Wagiman namanya. Wagiman adalah seorang pemuda
desa yang miskin, ia menggantungkan hidupnya pada sawah seperti orang-orang desa pada umumnya. Untuk makan saja tidak menentu, kadang pagi makan
sorenya tidak malah kadang tidak makan seharian. Soekarno sangat senang dengan Wagiman, ketika
ia di Mojokerto ia selalu menghabiskan masa kecilnya untuk mendengarkan cerita-cerita pewayangan dari Wagiman sambil tiduran di sebuah gubuk. Soekarno saat
itu merasa kasihan terhadap Wagiman, dari sanalah muncul pemikiran dan visi yang jelas bahwa ada satu kaum yang harus ia perjuangankan
yaitu kaum Wagiman atau kaum Marhaen yang kemudian ia namakan Marhaenisme.
Ditahun politik ini kita hendaknya kembali membuka buku-buku biografi pemimpin-pemimpin besar, agar dapat meilih dan memilah pemimpin mana yang pantas
untuk kita pilih. Terima kasih sudah membaca, mohon kritik dan sarannya untuk ulasan yang lebih baik